MANAJEMEN BIMBINGAN dan KONSELING

A. Struktur Program BK di SD

Kerangka kerja layanan BK dapat dikembangkan dalam 4 layanan utama, yaitu :

a. Layanan dasar bimbingan

Yakni layanan bantuan kepada peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau diluar kelas, yang disajikan secara sistematis, dengan membantu peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Tujuan layanan ini adalah untuk membantu peserta didik agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, memperoleh keterampilan hidup. Layanan ini dapat dilakukan melalui strategi layanan klasikal dan layanan kelompok.

b. Layanan responsif

Yaitu layanan bantuan bagi peserta yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan dengan ”segera”. Tujuan layanan ini adalah membantu peserta didik agar dapat mengatasi masalah yang dialaminya yang dapat dilakukan melalui strategi layanan konsultasi, konseling individual, konseling kelompok maupun konsultasi dengan orang tua dan guru.

Contoh topik yang relevan dengan masalah di SD antara lain :

a. Kenakalan Anak

b. Tata tertib sekolah

c. Kehadiran/presensi

d. Sikap dan perilaku terhadap sekolah

e. Ketrampilan studi

c. Layanan perencanaan individual

Yaitu bantuan kepada peserta didik agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, yang berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya.

Melalui layanan ini peserta didik diharapkan dapat :

a. Membuat perencanaan dalam mencapai tujuan jangka pendek dan panjang

b. Memahami dan menganalisis kekuatan dan kelemahan diri

c. Dapat mengukur pencapaian tujuan yang dibuatnya

d. Mempersiapkan tujuan pendidikan, karir dan pribadi yang didasarkan atas pertimbangan dan pengetahuan tentang dirinya.

Guru dapat menggunakan narasumber dan berbagai informasi lainnya untuk membantu peserta didik secara individual dalam mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi. Layanan ini diberikan lebih bersifat individual karena tujuan dan keputusan dari perencanaan yang dibuat peserta didik harus ditentukan oleh peserta didik itu sendiri. Layanan ini diberikan dengan cara konsultasi, bimbingan individu atau kelompok dan konseling.

d. Dukungan sistem

Merupakan kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara dan meningkatan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan hubungan masyarakat dan staff, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan. Kegiatan pendukung sistem lebih diarahkan pada pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung bermanfaat bagi peserta didik.

Keempat layanan utama diatas, dalam implementasinya didukung oleh layanan-layanan yang lain seperti :

1. Layanan Pengumpulan Data

Yaitu kegiatan dalam bentuk menghimpun informasi tentang peserta didik beserta latar belakangnya. Pengumpulan data tentang peserta didik merupakan identifikasi awal tentang identitas peserta didik, bakat dan minat beserta latar belakang keluarganya. Layanan pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang objektif terhadap peserta didik dan membantu mereka agar mereka dapat berkembang secara optimal.

2. Layanan Orientasi dan Pemberian Informasi

Layanan ini merupakan layanan utama yang diberikan kepada peserta didik saat memasuki sekolah seperti kurikulum, tata tertib, guru-gurunya dan fasilitas sekolah yang dimiliki (perpustakaan, ruang guru, toilet dll). Layanan ini bertujuan agar peserta didik merasakan nyaman dan tenang dilingkungan sekolah. Layanan ini juga disampaikan kepada orang tua agar dapat membantu putra-putrinya dalam menyesuaikan diri dengan sekolah dan semua personil yang ada. Layanan ini disampaikan pada waktu peserta didik memasuki sekolah dan diulang setiap tahun ajaran baru.

3. Layanan Penempatan

Layanan ini bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mendapatkan tempat yang sesuai dengan potensi yang dimiliki sehingga potensi tersebut dapat berkembang secara optimal.

Layanan penempatan merupakan lanjutan dari layanan orientasi. Jika layanan orientasi memberikan informasi secara umum, seperti tentang cara menyalurkan bakat, tentang belajar kelompok maka layanan penempatan lebih memperhitungkan alternatif kemungkinan penempatan peserta didik secara individual, dengan melalui pengukuran terhadap kemampuan, minat, bakat serta kemungkinan-kemungkinan khusus lainnya. Contoh layanan penerapan :

a. Layanan penempatan dalam belajar dikelas

Dalam belajar dikelas, sering peserta didik mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan dalam kelompok belajar, posisi duduk, kegiatan belajar dan sebagainya. Pada kelas I SD, peserta didik datang dari lingkungan yang berbeda-beda. Ada yang pernah masuk TK, tetapi tidak sedikit yang belum memasuki TK. Keadaan ini harus dihadapi dengan bijaksana, sehingga setiap peserta didik mendapat posisi yang tepat dan suasana belajar yang menyenangkan.

b. Layanan penempatan dalam kegiatan ekskul

Layanan ini diperlukan untuk menempatkan peserta didik dalam kegiatan ekskul yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan peserta didik itu sendiri. Dengan demikian diharapkan potensi mereka akan berkembang secara optimal.

4. Layanan Konseling

Yaitu layanan secara individual kepada peserta didik yang memiliki masalah pribadi. Tujuannya adalah untuk membantu peserta didik agar dapat memecahkan masalahnya sendiri. Layanan konseling sering disebut sebagai inti layanan bimbingan, karena bantuan melalui konseling langsung berkenaan dengan pribadi setiap peserta didik.

Layanan refeal merupakan layanan dengan melimpahkan masalah kepada pihak yang lebih mampu dan berwenang. Layanan refeal dilakukan apabila masalah yang dihadapi peserta didik diluar kewenangan guru atau guru pembimbing SD. Menurut Surya (1986 : 24) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam layanan refeal yaitu :

a. Adanya data yang lengkap tentang peserta didik dan masalah yang dihadapi

b. Adanya surat pengantar yang menjelaskan tujuan refeal

c. Refeal harus disetujui oleh peserta didik yang bersangkutan dan orang tua jika perlu

d. Layanan refeal harus tetap menjadi tanggung jawab sekolah. Pihak yang dirujuk harus tetap menjalin hubungan dengan pihak sekolah.

e. Pihak yang dirujuk harus memberikan laporan terperinci tentang perkembangan dan hasil upaya rujukan itu kepada pihak sekolah.

5. Layanan Evaluasi dan Tindak Lanjut

Merupakan layanan untuk menilai keberhasilan program bimbingan yang telah dilaksanakan dan untuk mengetahui program yang tidak mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan sehingga dapat dianalisa dan ditentukan tindak lanjutnya. Tujuan dilaksanakan layanan evaluasi dan tindak lanjut adalah :

a. Untuk mengetahui apakah program layanan sudah terlaksana dengan baik

b. Untuk mengetahui efektifitas layanan yang diberikan

c. Untuk mengetahui apakah ada kontribusi layanan bimbingan terhadap program sekolah

d. Untuk mendorong personil sekolah dalam melakukan perbaikan-perbaikan layanan dan program sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

e. Agar seluruh guru dapat menyadari akan tugas dan tanggung jawab masing-masing sebagai pelayan kebutuhan peserta didik

f. Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang perlu dimasukkan dalam program layanan bimbingan selanjutnya

B. KETERPADUAN PROGRAM BIMBINGAN DENGAN KBM

Sampai sekarang jarang ada SD yang memiliki petugas bimbingan secara khusus, maka tugas program bimbingan merupakan tugas guru kelas yang sekaligus menjadi tenaga pengajar. Dengan demikian guru hendaknya dapat memadukan antara program layanan bimbingan dengan KBM. Walau demikian program bimbingan disekolah membutuhkan dukungan manajerial. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Aspek Program

Program bimbingan di SD harus berangkat dari kebutuhan peserta didik dan masalah nyata yang terjadi. Program bimbingan di SD mempunyai kekhasan sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di SD itu sendiri, baik dilihat dari segi petugas, fasilitas yang tersedia dan karakteristik pesrta didiknya. Menurut Dinkmeyer and Cadwell (dalam Ahman, 1998) ada beberapa faktor yang membedakan antara bimbingan di SD dengan disekolah menengah, yaitu :

1. Bimbingan di SD lebih menekankan akan peranan guru

2. Bimbingan di SD lebih difokuskan pada pengembangan diri, pemecahan masalah dan kemampuan berhubungan dengan orang lain

3. Bimbingan di SD lebih banyak melibatkan orang tua peserta didik, mengingat pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di SD

4. Bimbingan di SD hendaknya peduli terhadap kebutuhan anak secara unik

5. Program bimbingan di SD hendanya peduli terhadap kebutuhan dasar anak dalam memahami kelebihan dan kekurangan diri

6. Program bimbingan di SD hendaknya yakin bahwa usia SD merupakan tahapan yang sangat penting dalam tahap perkembangan anak

b. Aspek Ketenagaan

Umumnya guru SD mempunyai tugas ganda, sebagai pengajar yang memiliki target kurikulum yang harus dicapai, juga sebagai pembimbing yang memiliki program yang harus dilaksanakan. Sebenarnya guru SD memiliki banyak peluang untuk memahami karakteristik anak didiknya, maka guru SD perlu memiliki pemahaman yang tepat dan ketrampilan yang memadai dalam melaksanakan layanan bimbingan dan mengajar. Sehingga Guru SD hendaknya dapat menerapkan layanan bimbingan melalui kegiatan belajar-mengajar.

c. Aspek Tekhnik/Prosedur

Teknik yang dapat dikembangkan dalam memberikan layanan bimbingan pada peserta didik SD adalah dengan pendekatan terpadu. Jadi hendaknya guru SD dapat menerapkan layanan bimbingan melalui kegiatan belajar-mengajar seperti melalui permainan, tugas kerja kelompok dll. Dalam penelitian yang dilaksanakan Ni’mah (2000), dikelas rendah SD dapat diterapkan layanan bimbingan sosial-pribadi melalui KBM, dengan cara menggunakan metode diskusi, kerja kelompok dan permainan. peserta didik dibantu belajar menyesuaikan diri dengan teman, bekerjasama, berbagi tugas dan belajar tampil didepan kelas.

d. Daya Dukung lingkungan

Program layanan bimbingan di SD akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan, jika didukung oleh pihak yang terlibat dalam sistem yang ada disekolah, yaitu Kepala Sekolah , guru, pendanaan, fasilitas dan orang tua, masyarakat serta pemerintah. Seperti dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa ciri layanan bimbingan di SD itu tidak lepas dari peran serta orang tua disamping guru kelas. Jadi pelaksanaan bimbingan di SD sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak yang terkait.

e. Organisasi dan Administrasi Bimbingan di SD

 Organisasi dan Administrasi Bimbingan

Organisasi bimbingan dalam arti yang luas dapat diartikan sebagai usaha penyelenggaraan program bimbingan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk menjamin kelancaran program bimbingan di SD, diperlukan adanya organisasi bimbingan. Prinsip-prinsip Organisasi bimbingan yang harus diperhatikan :

1. Program bimbingan harus diorganisasikan agar sesuai dengan situasi dan kebutuhan Sekolah

2. Layanan bimbingan merupakan bagian yang tak terpisah dari keseluruhan program pendidikan disekolah

3. Diperlukan kerjasama antar personel SD dalam pelaksanaan organisasi bimbingan

4. Penanggung jawab organisasi bimbingan adalah Kepala Sekolah

5. Program bimbingan harus diorganisasikan dengan baik, sehingga personel sekolah dengan masyarakat dapat bekerjasama dengan baik

6. Organisasi bimbingan di SD disesuaikan dengan personil, keadaan peserta didik dan sarana prasarana yang ada

 Personil Organisasi Bimbingan

a. Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan penanggung jawab seluruh program pendidikan disekolah termasuk didalamnya layanan bimbingan. Dalam hubungannya dengan program bimbingan, fungsi dan peranan Kepala Sekolah digambarkan sebagai berikut :

1. Mengkoordinasi kegiatan layanan bimbingan

2. Menyediakan tenaga, sarana dan fasilitas yang diperlukan

3. Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan

4. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta tindak lanjut

5. Mengadakan kerjasama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan

b. Guru Kelas/pembimbing

Sebagai pelaksana program bimbingan, guru kelas/pembimbing memiliki tugas yaitu :

1. Merencanakan dan membuat program bimbingan

2. Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan guru

3. Melakukan kerjasama dengan orang tua peserta didik dalam memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik

4. Melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dengan mengintregasikan pada mata pelajaran masing-masing

5. Menilai proses dan hasil layanan bimbingan

6. Menganalisis hasil penilaian layanan bimbingan

7. Melaksanakan tindak lanjut atau alih tangan berdasarkan hasil penilaian

8. Membantu peserta didik dalam kegiatan ekstra kurikuler

c. Guru mata pelajaran

Sebagai tenaga ahli pengajaran mata pelajaran tertentu dan sebagai personil yang sehari-hari langsung berhubungan dengan peserta didik, peranan guru mata pelajaran dalam pelayanan bimbingan adalah:

1. Melaksanakan layanan bimbingan melalui kegiatan belajar mengajari sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya

2. Berkonsultasi dengan guru kelas/pembimbing dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan bimbingan

3. Bekerjasama dengan guru kelas/pembimbing dalam hal pengembangan program bersama/terpadu

d. Pengawasan

Pengawasan sangat diperlukan untuk menjamin terlaksananya layanan dengan tepat. Pengawasan dilakukan baik secara teknis maupun administratif. Fungsi pengawasan adalah memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan layanan bimbingan di SD. Pengawasan dilaksanakan oleh dinas terkait secara berjenjang. Tingkat kecamatan dilakukan oleh pengawas TK/SD Dinas Pendidikan Kecamatan setempat.

 Sarana dan Prasarana

Keberhasilan sebuah program bimbingan tidak terlepas dari dukungan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan bimbingan sebagai berikut :

1. Alat pengumpul data

Alat pengumpul data yang diperlukan di SD yaitu pedoman observasi, angket, pedoman wawancara, tes hasil belajar, sosiometri, skala penilaian, biografi dan auto biografi

2. Alat penyimpan data

Dapat berupa buku pribadi, kartu pribadi dan map. Kartu pribadi dapat dibuat dalam ukuran dan warna tertentu, sehingga mudah disimpan. Map digunakan untuk menyimpan informasi pribadi peserta didik. Buku pribadi berisi data peserta didik mulai dari identitas, keadaan keluarga, penyakit yang diderita dll

3. Kelengkapan penunjang teknik

Misalnya data informasi, paket bimbingan dan alat bantu bimbingan

4. Perlengkapan administrasi

Seperti alat tulis, blangko laporan kegiatan, blangko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blangko konverensi kasus dan agenda surat

5. Sarana penunjang

Seperti ruang bimbingan. Jika ruang bimbingan tidak ada, dapat menggunakan kantor guru atau ruang kelas. Idealnya, ruang bimbingan terdiri dari ruang konsultasi, ruang tamu, ruang dokumentasi dan ruang diskusi. Selain itu juga harus dilengkapi dengan meja, kursi, lemari, rak penyimpanan data, papan tulis dll

6. Dana

Dana atau anggaran biaya sangat diperlukan untuk penyediaan sarana dan prasrana, perlengkapan administrasi, kunjungan rumah (home visit), penyusunan laporan kegiatan, transportasi dll

7. Kerjasama

Kerjasama antara orang tua peserta didik dan guru. Guru dengan lembaga atau instansi terkait, seperti Dinas Pendidikan.

Kesimpulan

Dari materi diatas dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

a. Secara umum banyak SD yang melakukan sosialisasi program BK kepada peserta didik, guru dan orang tua peserta didik melalui rapat dan layanan langsung bagi peserta didik atau saat tahun ajaran baru.

b. Layanan BK bagi orang tua peserta didik kurang beragam, hanya terbatas pada kunjungan rumah untuk kasus-kasus yang sudah terlanjur berat. Sehingga Program BK dikebanyakan SD tidak sistemik karena tidak mempengaruhi lingkungan keluarga agar menjadi lingkungan yang mendukung perkembangan peserta didik.

c. Selain itu manajemen BK di SD masih memiliki beberapa kekurangan yaitu :

 Banyak guru kelas maupun guru mata pelajaran yang tidak memiliki latar belakang pendidikan memadai sebagai guru pembimbing,

 Mayoritas SD hanya melakukan evaluasi berdasarkan kesan, bukan dengan riset ilmiah berbasis data, sehingga sekolah tersebut tidak dapat membuktikan akuntabilitas program BK

Saran

Dari temuan diatas, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

a. Peningkatan kemampuan professional guru kelas dan guru mata pelajaran yang merupakan personil BK di SD. Caranya dengan melakukan kemitraan antara sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang mengelola pendidikan konselor.

b. Penambahan wawasan personil SD tentang hakikat dan prinsip manajemen BK, pentingnya kebijakan pendidikan disekolah yang mendukung implementasi program BK dan pendidikan yang utuh. Penambahan wawasan ini diharapkan dapat memicu terciptanya iklim sekolah yang kondusif bagi implementasi program BK sehingga mampu melayani semua peserta didik secara maksimal.

Daftar Pustaka

A. Buku

- Santohadi, Fajar. 2007. “Pengalaman Persiapan Pilihan Studi/Karier Mahasiswa USD Semseter I Tahun Akademik 2006/2007 (Studi Eksploratif Retrospektif)” dalam Widya Dharma, Vol. 17, No. 2 , April 2007. 149-175.

- Kartadinata, Sunaryo, dkk. 1998. Bimbingan dan Konseling di SD (Makalah). Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi.

- Chudari, Ni’mah dan setiawati. 2007. Bimbingan dan Konseling. Bandung : UPI Press.

B. Internet

- http://konselingcenter.co.cc/index.php

- http://warnadunia.com/

- http://www.dpi.wisconsin.gov/sspw/counsl1.html

Komentar